Indonesia diperkirakan akan kekurangan 280 ribu tenaga insinyur dalam lima tahun ke depan. Sementara jumlah insinyur yang dicetak oleh perguruan tinggi tidak mampu memenuhi jumlah kebutuhan insinyur yang semakin bertambah. Padahal, saat ini negara tengah giat-giatnya melakukan pembangunan infrastruktur dengan posisi GDP masuk sepuluh besar dunia sehingga menjadi negara tujuan tenaga insinyur dari luar. “Beberapa negara sudah banyak melobi PII (Persatuan Insinyur Indonesia) untuk bisa masuk dalam berbagai proyek pembangunan di Indoensia,” kata Wakil Ketua Umum, Ir. Heru Dewanto, M.Eng., IPM., dalam pelantikan 30 insinyur baru untuk prodi program profesi insinyur UGM periode I tahun 2018, Rabu (7/3), di Balai Senat.
Heru mengatakan dalam sepuluh tahun jumlah insinyur yang dibutuhkan mencapai 650 ribu dengan jumlah lulusan yang dihasilkan setiap tahun tetap saja masih kurang. Ia menyebutkan jumlah lulusan perguruan tinggi yang menggeluti bidang keinsinyuran hanya sekitar 14 persen, namun dari jumlah tersebut hanya separuhnyanya saja menggeluti pekerjaan yang ada kaitannya di bidang teknik keinsinyuran.
Salah satu langkah yang dilakukan oleh PII saat ini dengan mendorong pendidikan sertifikasi insinyur dengan bekerjasama dengan 40 perguruan tinggi yang ditunjuk oleh pemerintah. Bahkan, pihaknya juga mengusulkan kepada pemerintah agar lulusan insinyur yang lulus sarjana di bawah tahun 1993 bisa secara otomatis menyandang gelar profesi insinyur formal yang dikeluarkan sertifikasinya oleh PII. “Namun itu baru diusulkan,” katanya.
Mereka yang mendapat sertifikasi program profesi insinyur, menurutnya, akan bisa melakukan praktik kerja keinsiyuran baik di proyek infrastruktur, industri dan swasta. “Para insinyur bisa praktik di industri, tapi bisa terjun ke masyarakat untuk memberikan solusi,” katanya.
Rektor UGM, Prof.Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., mengatakan 30 orang profesi insinyur baru yang dilantik sebelumnya sudah mengikuti program profesi insinyur yang dilaksanakan oleh UGM dengan dengan bekerja sama dengan PII. Rektor menambahkan para insinyur yang dilantik ini berasal dari dua fakultas, yakni Fakultas Teknik sebanyak 21 orang dan sembilan orang dari Fakultas Peternakan. “30 orang ini adalah insinyur peternakan dan insinyur teknik,” katanya.
Rektor mengatakan dalam waktu dekat ia akan mendaftar untuk mengikuti program profesi insinyur, meski ia sendiri sudah menyandang gelar insinyur untuk mendapat sertiifikat profesi insinyur. “Dalam waktu dekat saya akan mendaftar,” kata Rektor.
Pada upacara pelantikan insinyur kali ini, para wisudawan secara simbolis mendapat sertifikat profesi insinyur dari Rektor UGM dan penyematan helm oleh Wakil Ketua Umum PII. Dari 30 orang insinyur baru yang dilantik salah satunya adalah Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus. (Humas UGM/Gusti Grehenson;foto: Firsto)
Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/15828-indonesia.kekurangan.280.ribu.tenaga.insinyur